POROSIDN.COM – Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3-TGAI) yang bersumber dari APBN itu sedang ramai jadi perbincangan dari semua kalangan.
Firman Aktivis AMBAS, kembali menyoroti tentang kualitas P3TGAI yang ada di Desa Barunai Kecamatan Cihara Lebak Banten.
Yaitu tepatnya di DI Cijengkol oleh P3A Karya Jaya dengan tanggal kontrak 12 Agustus 2025 dengan nilai kontrak seratus sembilan puluh lima juta.
Program yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas pertanian, mendukung kedaulatan dan ketahanan pangan, memperdayakan masyarakat petani, meningkatkan kesejahteraan petani dan memperbaiki jaringan irigasi pedesaan kini sedang menjadi sorotan serius.
"Pembangunan ini sangat diragukan karena bahan daripada pembangunan ini mungkin pakai pasir laut kurang semen dan lain-lain ini sangat tidak efisien, jadi untuk ukurannya itu banyak yang tidak sesuai dan tidak sama bisa dilihat ukuran dan lebarnyapun tidak sama," kata Firman Rabu 10/0925
Masih tenang itu, Firman berpendapat bahwa tentang spesifikasi teknis P3TGAI P3A di Desa Barunai bisa dikatakan dibawah standar.
"Menurut saya P3A di Desa Barunai itu tidak masuk pada standar spesifikasi teknis P3TGAI dimana dari keterangan Ketua P3A nya dan pekerjanya adukan semen dan pasir itu kebanyakan pasir makanya kualitasnya sangat tidak bagus, inimah malah kalau kualitas kurang bagus bisa kita perbaiki kan aneh," jelasnya
Sebelumnya, salah satu pekerja kelompok P3A yang enggan disebutkan namanya juga memberikan tanggapan tentang takaran dalan membuat mortal.
"Pasir menggunakan pasir Cihara jadi pasir kan ada dua kalau pasirnya bagus yah adukannya bagus kalau takaran yah segitu tujuh satu, tujuh ember pasir satu ember semen, berapa kali saya komplen tentang pasir laut," ujarnya pada Selasa 09/09/25
Di sisi lain, Ketua Kelompok P3A di Desa Barunai yang diketahui bernama Jaya juga memberikan komentar yang sama perihal takaran dalam pencampuran semen dan pasir.
"Pasir dari Bayah gak pake pasir dari Cihara karena jelek, kalau semen menggunakan semen merah putih, satu ember semen itu kadang tujuh ember pasir kadang delapan ember tergantung pasirnya," Jelasnya saat dihubungi melalui telepon WhatsApp
Bahkan saat disinggung mengenai kualitas, Jaya membeberkan bahwa proyek tersebut sedang dalam masa pengerjaan.
"Terserah kalau kualitasnya jelek atau bisa ajah masalah begitu mah itumah bisa diperbaiki lagi. Ini saya tidak bisa menjelaskan kualitas bagus jeleknya karena bangunannya belum selesai," imbuh Jaya
Lalau bagaimana sih menurut aturan Spesifikasi teknis P3TGAI. ? Kita mengacu pada laman Scribd.com tentang Spektek P3TGAI tahun 2024 seperti berikut :
Dimana dari beberapa pasal, kita langsung ke pasal - 3.
Spesifikasi teknis P3TGAI 2024
Pasal - 3
Pasangan batu
*Jenis dan Ukuran Batu
1. Jenis batu yang digunakan adalah batu belah/batu kali (bukan batu kapur/batu kumbung/bata merah) sesuai dengan penamaan material yang ada dirumusan standar satuan harga (SSH) masing-masing Kabupaten.
2. Pasangan batu yang terpasang dipecah dengan palu, sehingga kalau dipasang bisa saling menutup
3. Setiap batu disarankan berukuran antara 10 cm -20 cm atau kira-kira dua per tiga dari tebal pasangan batu kali. Batu yang lebih kecil ukurannya dapat dipakai sebagai bahan pengisi pasangan
*Jenis Pasir dan ketentuannya
1. Berdasarkan jenis penggunaannya maka digunakan jenis pasir pasang/pasir beton sesuai dengan penamaan material yang ada dirumusan standar satuan harga (SSH) masing-masing Kabupaten.
2. Pasir yang digunakan tidak lanau dan dalam kualitas yang baik
*Adukan (Campuran)
1. Adukan untuk pasangan batu kali/batu belah terdiri dari P.C dan pasir dengan perbandingan isi 1 PC : 5 Pasir
2. Semen harus memenuhi persyaratan dan standar Indonesia (SNI)
3. Air yang dipakai untuk membuat adukan harus air yang baik
4. Cara dan alat yang dipakai mencampur haruslah dihitung terlebih dahulu sehingga jumlah volume dari setiap bahan adukan bisa ditentukan secara tepat.
5. Adukan harus dicampur sebanyak yang diperlukan sedangkan adukan yang tidak dipakai selama lebih dari 30 menit harus diolah kembali bila hendak dipergunakan lagi. ***